Kuliah di Depok

Kuliner Depok

UMKM Depok

Recent Posts

Perjalanan Karier Muhammad Ali

5:59 PM Add Comment
Olah Raga - SIAPA yang tidak kenal dengan Muhammad Ali? Petinju legendaris dunia asal Amerika Serikat. Tapi, perjalanan kariernya ternyata sempat dicekal setelah memutuskan untuk memeluk agama islam.


Diketahui, Ali melakukan debut pada 29 Oktober 1960. Saat itu, petinju ini masih menggunakan nama Cassius Marcellus Clay. Saat itu, Clay berhasil menang angka selama enam ronde atas lawannya Tunney Hunsaker.

25 Febuari 1964, Clay untuk pertama kali merebut gelar juara kelas berat dunia setelah menang TKO atas Sonny Liston pada ronde ketujuh dari 15 ronde yang direncanakan di Florida, Amerika Serikat. Saat itu, Liston harus mundur dari pertarungan karena mengalami cedera bagian leher.

Setelah mengalahkan Liston di tahun 1964, Clay secara kontroversial mengumumkan agama dan nama barunya bernama Muhammad Ali setelah masuk ke kelompok Nation of Islam. Pada saat itu, perjalanan karier Ali memang sempat stuck.

Setelah menjalani tanding ulang dengan Lston di tahun 25 Mei 1965, Ali sempat menolak untuk mengikuti wajib militer yang diterapkan oleh Amerika Serikat untuk menghadapi perang Vietnam. "Saya tidak ada masalah dengan orang-orang Vietcong, dan tidak ada satupun orang Vietcong yang memanggilku dengan sebutan Nigger,” demikian ungkapan Ali saat itu.

Akibat pernyataannya itu, Komisi Tinju sempat melarang Ali untuk bertarung selama empat tahun di Amerika dan mencabut gelar juara dunia miliknya. Meski demikian, Ali sempat bertarung mempertahankan gelar juara ke luar negeri melawan George Chuvalo, Henry Cooper, Brian London dan Karl Mildenberger.

Tapi setelah melakukan banding, The Greatest (julukan Ali) diperbolehkan untuk bertarung lagi di Amerika. Lagi-lagi, petinju Amerika saat itu Ernie Terrel menolak untuk memanggil nama Ali karena memeluk agama islam. Namun, Ali yang masih berusia 25 tahun menang angka mutlak atas Terrel.

8 Maret 1971, Ali harus kalah angka dari Joe Frazier di New York dan harus kehilangan gelar juara dunia miliknya. Namun tiga tahun berikutnya, The Greatest kembali merebut gelar juara WBC dan WBA setelah mengalahkan George Foreman di Kinsasha, Zaire pada ronde ke 8.

Pada 1 Oktober 1975, presiden Filipina saat itu Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali vs Fraizer jilid ke III di kota Manila. The Greatest berhasil menang TKO pada ronde ke-14 dalam pertarungan yang menegangkan tersebut.

Ali menjadi petinju pertama yang meraih tiga gelar secara beruntun setelah mengalahkan Leon Spinks pada 15 September 1978. Setahun berikutnya, Ali sempat memutuskan untuk pensiun dari ring tinju dan gelarnya dinyatakan kosong. Tapi, 2 Oktober 1980 Ali kembali bertarung melawan Larry Holmes. Sayang Ali harus kalah TKO pada ronde 11.

Tidak lama setelah pertarungan itu, Ali sempat dinyatakan terkena penyakit Parkinson, namun promotor Don King merahasiakan hasil tes medis tersebut. Setelah laga melawan Holmes, Ali melakukan cek medis ulang. Hasilnya, The Greatest positif terkena penyakit Parkinson.

Pada 11 Desember 1981, Ali kembali naik ke atas ring melawan Trevor Berbick di Bahama. Meski demikian, Ali berusaha untuk memberikan perlawanan kepada Berbick, tapi kalah di ronde ke-10. Ini merupakan pertandingan terakhir Ali sepanjang kariernya. (tinju)

Sergio Perez Tercepat di Hari Kedua

5:55 PM Add Comment
Olahraga - Sergio Perez menjadi pembalap tercepat pada tes pramusim Formula 1 di hari kedua, Rabu (20/2/2013) waktu setempat. Pembalap McLaren tersebut mencatatkan waktu 1 menit 21.848 detik.


Dalam tes yang berlangsung di Sirkuit Barcelona tersebut, Sergio sukses melahap 97 lap. Sergio pun berhasil mengalahkan jawara dunia tiga kali secara beruntun, Sebastian Vettel yang hanya mampu finis di tempat kedua.

Memang pada tes kedua ini, kubu Red Bull dan Ferrari sedikit mengalami masalah pada mobilnya. Bahkan, Vettel memaksa memarkir RB9 miliknya di akhir pitlane dan terlihat kesulitan beradaptasi dengan ban Pirelli.

Sedangkan, Perez berhasil melaju dengan mulus bersama mobil, sekaligus sukses memperbaiki tes pada hari pertama yang hanya mampu finis ketujuh. Sementara itu, Kimi Raikkonen menjadi tercepat ketiga dengan raihan waktu 1 menit 22.697 detik.

Raikkonen yang mewakili tim Lotus itu sendiri bukan tanpa masalah di hari kedua ini. Mobil yang dikendarainya mengalami masalah pada girboks sehingga memaksa dirinya hanya menjalani 43 lap saja.

Pada posisi keempat ada Lewis Hamilton bersama tim Meresesnya dengan catatan waktu 1 menit 22.726 detik. Sedangkan wakil Ferrari, Fernando Alonso berada di posisi kelima dengan melahap 76 lap.

Hasil lengkap hari kedua Tes F1 Barcelona:
Posisi-Pebalap-Tim-Waktu-Lap
1. Sergio Perez McLaren 1m21.848s 97
2. Sebastian Vettel Red Bull 1m22.197s +0.349 84
3. Kimi Raikkonen Lotus 1m22.697s +0.849 43
4. Lewis Hamilton Mercedes 1m22.726s +0.878 121
5. Fernando Alonso Ferrari 1m23.247s +1.399 76
6. Valtteri Bottas Williams 1m23.561s +1.713 98
7. Daniel Ricciardo Toro Rosso 1m23.718s +1.870 70
8. Paul di Resta Force India 1m23.971s +2.123 62
9. Nico Hulkenberg Sauber 1m24.205s +2.357 88
10. Max Chilton Marussia 1m25.115s +3.267 67
11. Charles Pic Caterham 1m26.243s +4.395 102 (formula 1)

Yao Ming Raih Gelar "Visionary of The Year"

5:52 PM Add Comment
OlahRaga - Bintang Basket asal China, Yao Ming mendapatkan penghargaan “Visionary of The Year” dari Asia Society Southern California (ASSC). Ini berkat kesuksesannya sebagai pelopor pemain Asia yang sukses di Amerika.



Yao Ming memang pernah sukses di arena basket NBA, selama hampir sembilan musim dia memperkuat Houston Rockets dan meraih delapan kali penghargaan ketika mengikuti NBA All Star.

“Dengan rasa syukur dan kerendahan hati saya menerima penghargaan ini ketika saya baru melewati usia 30 tahun,” ucap Yao Ming, seperti dilansir Shanghaidaily, Rabu (20/2/2013).

“Saya juga akan sangat senang untuk bertukar pikiran dan belajar dengan satu sama laun di acara ini buat masa depan saya yang lebih bermanfaat,” sambung pebasket yang memiliki tinggi 2 meter lebih ini.

Yao Ming juga berharap kepada orang-orang China yang seharusnya bisa membangun kepercayaan diri lebih untuk bisa terdengar suaranya di dunia. “Kami seharusnya tidak takut membuat kesalahan karena saya pikir terkadang dengan kesalahan kita juga bisa maju,” pangkasnya.

ASSC sendiri adalah organisasi yang memperkuat hubungan dan mempromosikan pemahaman antara orang-orang yang ada di California dengan di Asia Pasifik. (Bola Basket)